Untuk pertama kalinya, para calon ketua umum PSSI melakukan debat dan memaparkan visi dan misi mereka di depan publik pada Selasa, (4/10/2016).
Namun hanya enam dari sembilan calon ketua yang hadir dalam debat yang digelar di SCTV Tower tersebut, yakni Djohar Arifin Husin, Sarman El Hakim, Tony Apriliani, Moeldoko, Eddy Rumpoko, serta Kurniawan Dwi Yulianto. Tiga kandidat yang tidak hadir adalah Letjen TNI Edy Rahmayadi, Erwin Aksa, dan Bernhard Limbong.
Acara ini dipandu oleh pembawa acara Rendra Sujono yang mengikut sertakan tiga orang panelis, yaitu jurnalis senior Sumohadi Marsis, jurnalis olahraga Anton Sanjoyo, serta pengamat olahraga Fritz Simanjuntak.
Debat kali ini membahas perihal visi dan misi dari keenam calon yang hadir. Meskipun tentunya seluruh calon ketua berkeinginan untuk memajukan PSSI menjadi lebih baik, namun mereka memiliki fokus yang berbeda.
Mantan ketua PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin Husin, berkeinginan untuk membangun sepak bola Indonesia hingga tingkat dunia. Djohar ingin memberi perhatian pada sport science dan sport medicine yang telah digunakan di sepak bola tingkat dunia. Selain itu, ia juga berencana membangun kompetisi dan timnas berjenjang mulai dari U-12 hingga senior.
Pengusaha sekaligus Ketua Masyarakat Sepakbola Indonesia (MSBI) Sarman El Hakim ingin membangkitkan Indonesia lewat sepak bola. Ia ingin merevolusi sepak bola Indonesia lewat PSSI, melalui sistem keuangan, keorganisasian, serta kepelatihan.
Berbeda dengan Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko. Beliau ingin mengusung program panca prestasi untuk PSSI dan sepak bola Indonesia. Program tersebut terdiri dari lima hal utama yaitu membangun kompetisi yang terstruktur, mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), pembenahan wasit, logistik yang mandiri, serta infrastruktur yang memadai.
Sementara calon lainnya, Wali Kota Batu sekaligus anggota tim transisi PSSI Eddy Rumpoko memiliki fokus untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Eddy juga berkeinginan untuk membangun sepak bola Indonesia dari Timur agar tak hanya berkembang di Pulau Jawa.
Kandidat lainnya, anggota Komite Eksekutif PSSI Tony Apriliani ingin meneruskan program dari PSSI sebelumnya yang sudah terbukti positif.
Lain halnya dengan legenda timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto. Sebagai mantan pemain, Kurniawan memiliki kegelisahan yang berbeda, yakni ia ingin menciptakan sepak bola Indonesia tanpa rekayasa.
Untuk mencapai hal tersebut, ia berencana menerapkan good governance dalam organisasi PSSI berupa transparansi manajemen, perlindungan terhadap pemain dan wasit, serta percepatan lisensi kepelatihan.
Ketua PSSI akan diputuskan dalam Kongres Luar Biasa pada 17 Oktober mendatang yang lokasi pelaksanaannya masih belum dipastikan.(*)