Tuesday, November 22, 2016

Alfred Riedl: Jika Kalah, Kita Keluar dari Turnamen

Menghadapi Filipina, Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl mengingatkan skuat Garuda untuk tidak lengah dan mengulangi kesalahan seperti saat dikandaskan Thailand.

Laga Indonesia melawan Filipina dalam lanjutan babak penyisihan Grup A akan dilaksanakan di Philippine Sports Stadium, Selasa (22/11/2016) malam WIB (Live RCTI mulai Pukul 18.15 WIB).

Pertandingan ini bagi Indonesia jadi laga hidup-mati, sebab jika kalah skuat Garuda dipastikan akan tersingkir, sebab Indonesia sudah kalah 2-4 dari Thailand di laga pertama sekaligus kalah head to head dengan Thailand.

"Jika kalah, maka kita (Indonesia) keluar (tersingkir) dari turnamen. Ini akan jadi pertandingan yang sulit buat kedua tim, tapi saya berharap kami bisa bermain baik di pertandingan ini," jelas Riedl, dilansir laman resmi Piala AFF 2016.

Pelatih asal Austria itu mengungkapkan dia dan para pemain skuat Garuda sudah meluangkan banyak waktu untuk mengamati permainan Filipina ketika menghadapi Singapura di laga perdana yang berkesudahan tanpa gol.

"Saat menghadapi Thailand kami menunjukkan performa yang cukup bagus. Kami pun mengamati permainan Filipina saat melawan Singapura dan kami percaya bisa mengalahkan mereka (Filipina dan Singapura)," tegas Riedl.

Di turnamen Piala AFF 2016, Indonesia sendiri sebenarnya bisa dikatakan bukan favorit kuat. Selain prestasi buruk di dua penyelenggaraan terakhir yakni pada 2012 dan 2014 dimana Indonesia terhenti langkahnya di penyisihan grup. Skuat Garuda pun dinilai tak memiliki persiapan cukup ideal.

Selain waktu persiapan, kendala non-teknis yang paling dikeluhkan Riedl adalah benturan dengan klub-klub. Seperti pada kasus Jandia Eka Putra (kiper Semen Padang) dan Ferinando Pahabol (Persipura Jayapura) yang tak dilepas klubnya masing-masing.

Situasi tersebut dimungkinkan karena turnamen ISC tetap bergulir di tengah agenda timnas Indonesia. Sehingga muncul kesepakatan timnas hanya bisa menarik maksimal dua pemain dari tiap klub. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tujuh negara peserta lainnya yang bisa dengan leluasa mencomot para pemain dari tiap klub.(*)

Artikel Terkait