![]() |
Twittwer @liga_beset |
Dualisme di tubuh Arema masih terus terjadi. Meski eksistensi Arema Cronus lebih diterima mayoritas warga Malang, namun fakta di lapangan masih ada pihak yang lebih mengakui Arema kubu Winarso.
Bahkan, ada juga yang memilih gantung syal Singo Edan sebagai dampak dari dualisme. Karena polemik ini selalu ada perbedaan pendapat. Bahkan saat Arema Cronus bermain di stadion Gajayana melawan Mitra Kukar Jumat (30/9/2016), muncul penolakan dari pihak yang selama ini kontra dengan Arema Cronus.
Sayangnya cara-cara yang dilakukan untuk mengungkapkan aspirasi mereka, justru malah merusak keindahan Stadion Gajayana. Salah sarunya dengan tindakan corat-coret di dinding Stadion Gajayana.
Beberapa tulisan dengan menggunakan cat semprot nampak di sekitar Stadion Gajayana yang secara historis cukup lekat dengan Singo Edan sejak era Galatama.
Seperti dilansir ongisnade.co.id, pihak-pihak yang menolak kehadiran Arema Cronus melakukan aksi vandalisme dengan mencorat-coret Stadion Gajayana. Beberapa coretan tersebut di antaranya berbunyi; "Gajayana Anti Cronus", "Selamat datang Cronus J*****" atau "Selamat datang tim palsu" terdapat di beberapa sudut di stadion milik Pemkot Malang ini.
Bahkan kegiatan coretan ini dipamerkan oleh kubu penolak Cronus melalui akun Twitter @liga_beset. Mereka mempublikasikan foto-foto tersebut disertai dengan kalimat 'selamat datang d kuburan'.
Akun @liga_beset selama ini memang dikenal kerap mem-posting status maupun foto yang bersifat tendensius dan sinis kepada Arema Cronus. Salah satunya dengan menyampaikan sindiran jika Arema Cronus sebenarnya wujud dari Pelita Jaya.
Meski ada tulisan penolakan keberadaan Arema Cronus namun Stadion Gajayana tetap disesaki Aremania. Sekitar 21 ribu penonton menyaksikan pertandingan melawan Mitra Kukar.(*)