Wednesday, November 16, 2016

Gaya Bermain Semen Padang 'Dibenci' Djanur

Djadjang Nurdjaman dan Nil Maizar. DOK GTS
Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman ternyata tak menyukai gaya bermain Semen Padang yang bakal dihadapi Maung Bandung di Stadion si Jalak Harupat, Sabtu (19/11/2016).

Menurut Djanur, karakter permainan Semen Padang, terutama di bawah pelatih Nil Maizar kerap menyulitkan Persib. Faktanya selama ini Djanur memang sering dibuat kerja keras merumuskan strategi terbaik dalam membongkar pertahanan Semen Padang.

Dari empat pertemuan terakhir Djanur bersama Persib dengan Semen Padang, pelatih berusia 58 tahun itu hanya sekali meraih kemenangan, sementara di tiga laga lainnya Kabau Sirah mengalahkan Persib.

Di kompetisi ISL musim 2014 saat Persib akhirnya jadi juara, Semen Padang dua kali mematahkan strategi Djanur. Menang 2-1 di Stadion si Jalak Harupat, dan menang 3-1 saat giliran menjamu Persib di Padang.

Catatan tersebut menjadikan Semen Padang sebagai satu dari dua tim yang mampu dua kali mengalahkan Persib pada ISL musim 2014. Satu lagi adalah Pelita Bandung Raya (kini Madura United). Bedanya kemenangan kedua yang diraih PBR diperoleh di babak 8 besar. Sementara di fase wilayah, baik Persib maupun PBR sama-sama saling mengalahkan.

Sikap waspada Djanur terhadap Semen Padang juga didasari hasil pertemuan di putaran pertama, yang mana Maung Bandung dikalahkan Kabau Sirah dengan skor telak 0-4 di Stadion Haji Agus Salim, Padang.

"Musim ini hasil tandang mereka boleh dikatakan buruk, hampir sama dengan kita. Tapi kembali harus dikesampingkan soal itu, karena mereka pernah dua kali bikin kita kerepotan (ISL 2014) termasuk di Jalak. Itu yang saya ingat," tegasnya seperti dilansir Indosport.com.

Gaya bermain Semen Padang yang 'dibenci' Djanur ini sebenarnya di satu sisi merupakan pujian kepada klub eks Galatama tersebut sekaligus tantangan buat dirinya untuk mengulangi hasil positif seperti di laga pembuka ISL 2015 saat Djanur sukses membawa Persib menekuk Semen Padang dengan skor 1-0.

"Cara mereka main cenderung menunggu dan mengandalkan counter attack. Itu bukan tidak mungkin akan terulang, dan enggak gampang menghadapi lawan seperti itu," pungkasnya.

Dengan kata lain jika harus memilih lawan dengan karakter seperti apa, Djanur lebih senang menghadapi tim yang mau bermain terbuka seperti Persipura Jayapura. Dengan begitu, teorinya Persib bisa memiliki lebih banyak ruang atau celah dalam menembus pertahanan lawan.(*)

Artikel Terkait