Meski terus menunjukkan performa yang memuaskan dalam lima laga terakhir. Namun itu tak membuat Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman melupakan pentingnya evaluasi dan perbaikan.
Sebab kata Djanur, skuat Persib belum sepenuhnya pulih dari 'penyakit lama' yakni problem finishing touch atau penyelesaian akhir. Hal itu berkaca dari banyaknya peluang Persib yang gagal berbuah gol saat melawan Semen Padang, Sabtu (19/11/2016).
"Harus diakui, masih selalu kami perbaiki dalam latihan tapi hasilnya belum terlihat 100 persen. Akurasi dalam penyelasain akhir jauh dari sempurna. Tapi bukan hanya Persib, saya lihat di Indonesia seperti itu. (Jadi) kita harus sabar," ujar Djanur, dilansir Pikiran-rakyat.com.
Djanur pun mengatakan program yang diberikannya kepada pemain tidak selalu bisa diterapkan oleh pemain di lapangan. Ada kalanya pemain memperlihatkan kemampuan mumpuni dalam latihan namun justru melempem di pertandingan. "Fluktuatif, kadang bagus, kadang turun, contohnya kemarin, banyak peluang tapi hanya satu gol," keluhnya.
Djanur pun mengatakan bicara soal efektivitas serangan, laga melawan Persipura Jayapura di pekan ke-28 merupakan yang paling efisien dan efektif. "Boleh dikatakan seperti itu, karena persentasenya antara peluang dan gol itu selaras," ucapnya.
Pelatih 58 tahun itu pun berasumsi soal belum idealnya kemampuan para pemain Persib dalam mengeksekusi peluang karena masalah ketenangan dan mental.
Bahkan, Djanur tak sungkan menyebut persoalan ini juga tak lepas dari masih adanya pemain yang terlihat lebih mengedepankan ego dengan terlalu memaksakan diri mengeksekusi bola saat sudah mendekati wilayah pertahanan lawan.
"Kalau bagi Persib, lebih karena ketenangan atau mental. Kalau soal teknik, pemain depan Persib ada di level atas dan berpengalaman tapi penyelesaian akhirnya masih minim. Tidak menutup mata juga karena ada pemain yang egois. Seharusnya bola diumpan tapi kadang ada yang langsung ditendang," pungkasnya.(*)
Sebab kata Djanur, skuat Persib belum sepenuhnya pulih dari 'penyakit lama' yakni problem finishing touch atau penyelesaian akhir. Hal itu berkaca dari banyaknya peluang Persib yang gagal berbuah gol saat melawan Semen Padang, Sabtu (19/11/2016).
"Harus diakui, masih selalu kami perbaiki dalam latihan tapi hasilnya belum terlihat 100 persen. Akurasi dalam penyelasain akhir jauh dari sempurna. Tapi bukan hanya Persib, saya lihat di Indonesia seperti itu. (Jadi) kita harus sabar," ujar Djanur, dilansir Pikiran-rakyat.com.
Djanur pun mengatakan program yang diberikannya kepada pemain tidak selalu bisa diterapkan oleh pemain di lapangan. Ada kalanya pemain memperlihatkan kemampuan mumpuni dalam latihan namun justru melempem di pertandingan. "Fluktuatif, kadang bagus, kadang turun, contohnya kemarin, banyak peluang tapi hanya satu gol," keluhnya.
Djanur pun mengatakan bicara soal efektivitas serangan, laga melawan Persipura Jayapura di pekan ke-28 merupakan yang paling efisien dan efektif. "Boleh dikatakan seperti itu, karena persentasenya antara peluang dan gol itu selaras," ucapnya.
Pelatih 58 tahun itu pun berasumsi soal belum idealnya kemampuan para pemain Persib dalam mengeksekusi peluang karena masalah ketenangan dan mental.
Bahkan, Djanur tak sungkan menyebut persoalan ini juga tak lepas dari masih adanya pemain yang terlihat lebih mengedepankan ego dengan terlalu memaksakan diri mengeksekusi bola saat sudah mendekati wilayah pertahanan lawan.
"Kalau bagi Persib, lebih karena ketenangan atau mental. Kalau soal teknik, pemain depan Persib ada di level atas dan berpengalaman tapi penyelesaian akhirnya masih minim. Tidak menutup mata juga karena ada pemain yang egois. Seharusnya bola diumpan tapi kadang ada yang langsung ditendang," pungkasnya.(*)